Ada dua reaksi kimia penting pada pembentukan polyurethane foam, reaksi pertama adalah antaraisocyanate dengan polyol membentuk polyurethane (reaksi 2.1). Reaksi kedua adalah reaksi antara air dan isocyanate menghasilkan polyurea dan gas CO2 sebagai chemical blowing agent.(Wang,1998)
Reaksinya secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:
Reaksi pembentukan polyurethane :
R–NCO + HO–R1 R–NHCOO–R1 + 24 kcal/mole
Isocyanate alkohol Urethane
Reaksi produksi gas :
- Tahap I:
R-NCO + H2O R–NH2 + CO2↑+22 kcal/mole
Isocyanate Air Amine Karbondioksida
- Tahap II :
R-NH2 + R-NCO R-NH-CO-NH-R’+22 kcal/mole
Amine Isocyanate Urea
Adanya senyawa hidrogen aktif dalam air akan mempercepat reaksi antara air dan isocyanate, dimana reaksi tersebut diawali dengan memproduksi asam karbamat yang tidak stabil sehingga cepat terdekomposisi menjadi amine dan melepaskan gas CO2. Selanjutnya amine akan bereaksi dengan isocyanate yang belum terkonversi untuk menghasilkan urea sebagai hard segment.
Pada awal campuran, polyisocyanate dan polyol bereaksi sangat lambat. Setelah reaktan sedikit terkonversi, laju reaksi mulai meningkat karena hasil reaksi mempercepat pembentukanpolyurethane (auto catalysis). Agar pembuatan polyurethane terjadi cepat maka perlu digunakan katalis. Katalis yang dapat mempercepat reaksi pembentukan polyurethane adalah katalis basa dan katalis logam. Mekanisme antara katalis logam dan basa yang berbeda memungkinkan penggunaan kedua jenis katalis secara simultan dan sinergis. (Wang,1998)
Katalis basa mengandung gugus amine berfungsi untuk mempercepat reaksi isocyanate, baik terhadap polyol maupun air. Sedangkan katalis logam dapat mempercepat reaksi isocyanatedengan polyol. Surfaktan digunakan untuk mencampurkan komponen-komponen yang tidak saling larut, mengurangi tegangan permukaan pada fase fluida, dan menstabilkan ekspansi bubble dan menghasilkan struktur sel (sel terbuka atau sel tertutup). (Luis,1994)
Salah satu faktor yang penting dalam pembuatan polyurethane adalah reaksi oleh isocyanate.Isocyanate sangat reaktif terhadap suatu nukleofil, hal ini disebabkan oleh posisi atom C padaisocyanate berada di antara dua elemen elektronegatif, yaitu oksigen dan nitrogen. Pada kondisi ini, atom karbon menjadi kekurangan elektron sehingga ketika bertemu dengan atom yang kaya elektron (nukleofil), dengan cepat akan membentuk suatu ikatan. Dengan kata lain, atom C adalahelectron acceptor dan sebagai electron donor adalah atom oksigen dari polyol, ikatan kedua atom tersebut kemudian menghasilkan polyurethane.